Digital Divide
Digital Devide
Pengertian Digital
Divide
Digital divide atau
kesenjangan digital mempunyai arti sebagai kesenjangan antara individu, rumah
tangga, bisnis, (atau kelompok masyarakat) dan area geografis pada tingkat
sosial ekonomi yang berbeda dalam hal kesempatan atas akses teknologi informasi
dan komunikasi/TIK (information and communication technologies/
ICT) atau telematika dan penggunaan internet untuk beragam aktivitas.
Jadi, digital divide atau ―kesenjangan digital‖
sebenarnya mencerminkan beragam kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan
akibat perbedaan pemanfaatannya dalam suatu negara dan/atau antar Negara
(Baszlink, 2011).
Istilah digital
divide atau kesenjangan digital mulai dikenal pada pertengahan
tahun 1990. Kesenjangan digital merupakan suatu cara untuk mendeskripsikan
perbedaan antara orang yang bisa mengakses internet dengan orang yang tidak
mengakses internet. Terdapat beberapa karakteristik yang dapat membantu untuk
memahami kesenjangan digital, yaitu pendapatan, umur, jenis kelamin, ras,
etnis, pendidikan, latar belakang bahasa, dan wilayah geografis. Norris
dalam Digital Divide: Civic
Engagement, Information Poverty, and the Internet Worldwide (2001:68)
menjelaskan bahwa ada tiga dimensi yang menggambarkan tentang kesenjangan
digital, yaitu kesenjangan sosial, kesenjangan global dan kesenjangan
demokratis.
Penyebab Terjadinya Digital Devide
Penyebab
digital divide dikarenakan faktor-faktor antara lain sebagai berikut
(YohanisMallisa', 2009):
1. Infrastruktur
Infrastruktur merupakan sebuah fasilitas pendukung
kelancaran dalam mengakases suatu teknologi. Infrastruktur tersebut misalnya
listrik, internet dan komputer. Sebagai contoh mengenai kesenjangan
infrastruktur ini, orang yang punya akses ke komputer bisa bekerja dengan cepat
mengerjakan tugasnya dibanding orang yang masih menggunakan mesin ketik manual.
2.
Kekurangan skill (SDM)
Sumber daya manusia sangat berpengaruh dalam
dunia ilmu teknologi dan informasi karena SDM ini menentukan biasa tidaknya
seorang mengoperasikan atau mengakses sebuah informasi.
3.
Kekurangan isi (konten) materi bahasa Indonesia
Konten berbahasa Indonesia menentukan bisa tidaknya
seorang dapat mengerti mengakses Internet. Pada daerah dengan orang yang
mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi dapat lebih mudah memahami konten
berbahasa Inggris dibandingkan daerah dengan orang yag berpendidikan lebih
rendah. Oleh karena itu konten sangat perlu disesuaikan dengan daerah
masing-masing. Daerah pedesaan sebaiknya diberikan konten dengan lebih banyak
bahasa Indonesia,sehingga mereka lebih mudah untuk memahami isi konten
tersebut.
4.
Kurangnya pemanfaatan akan internet itu
sendiri.
Berbicara mengenai kesenjangan digital,
bukanlah sematamata persoalan infrastuktur. Banyak orang memiliki komputer,
bahkan setiap hari, setiap jam- bisa mengakses Internet tetapi "tidak
menghasilkan apapun". Misal, ada seorang remaja punya akses ke komputer
dan Internet. Tapi yang dia lakukan hanya chatting yang biasa-biasa saja. Tentu
saja, ia tidak bisa menikmati keuntungan-keuntungan yang diberikan oleh
teknologi digital. Itu artinya, kesenjangan digital tidak hanya bisa dijawab
dengan penyediaan infrastruktur saja.
5.
Kondisi Ekonomi
Kondisi
ekonomi masyarakat juga mempengaruhi timbulnya digital
divide. Ketika mereka hanya memiliki penghasilan yang hanya cukup
digunakan untuk keperluan sehari- hari , mereka tidak pernah berpikir untuk
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Dan sebagian dari mereka sudah
merasa puas jika mereka dapat makan dengan penghasilan yang mereka dapatkan.
Dampak
Positif Digital Divide
Dampak
positif kesenjangan digital bagi sebagian orang yang belum mengenal atau
menerapkan teknologi adalah masyarakat dapat termotifasi untuk ikut ambil
bagian dalam peningkatan teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan
teknologi masa kini yang dapat menyatukan atau menggabungkan berbagai informasi,
data dan sumber untuk dimanfaatkan sebagai ilmu bagi kegunaan seluruh umat
manusia melalui penggunaan berbagai media dan peralatan telekomunikasi
modern.
Dengan
menggunakan berbagai media, peralatan telekomunikasi dan computer canggih,
Teknologi Informasi akan terus berkembang dan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan dan peradaban umat manusia di seluruh dunia. Kemajuan
peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad informasi
ini telah memudahkan manusia berkomunikasi antara satu dengan lainnya.
Dampak
Negatif Digital Divide
Munculnya digital divide sangat
berpengaruh dalam semua bidang kehidupan masyarakat dan membawa dampak negatif
bagi mereka yang belum menikmati teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
Bagi mereka yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan
teknologi memiliki peluang besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara
yang tidak memiliki teknologi harus puas sebagai penonton saja. Sehingga yang
kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Dampak ini juga jelas
terlihat dari kualitas pendidikan. Kesenjangan ini akan mengakibatkan orang
yang tidak mengerti TIK akan jauh tertinggal dengan mereka yang sudah
mengenalnya sehingga pendidikan tidak merata.
Solusi Mengurangi
Digital Devide
Langkah yang terbaik untuk mengurangi kesenjangan digital adalah
menyiapkan masyarakat untuk bisa menangani, menerima, menilai , memutuskan dan
memilih informasi yang tersedia. Penyiapan kondisi psikologis bagi masyarakat
yang menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi bagi diri merka
sendiri akan lebih efektif dan mendewasakan masyarakat untuk bisa mengelola
informasi dengan baik. Pembangunan fasilitas telekomunikasi antara kota
dan desa, dan memprioritaskan pembangunan ICT di pedalaman, Meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris karena materi di Internet hampir semuanya
dalam bahasa Inggris merupakan salah satu upaya untuk mengurangi
kesenjangan digital. Selain itu dapat juga dilakukan dengan memperbanyak materi
dalam bahasa Indonesia.Selain itu setiap negara harus memilki peraturan yang
mengatur tentang sikap dalam menggunakan komputer dan internet. Harus bisa
membedakan waktu antara bermain internet dengan waktu untuk berkomunikasi
secara langsung dengan orang-orang sehingga tidak membuat seseorang terlalu
memperhatikan kehidupannya yang berada di dunia maya. Jika pemerintah belum
bisa mengurangi kesenjangan digital, maka perlu adanya peran diktator yang
dapat mengubah warga supaya bisa taat kepada peraturan yang ada.
Tidak ada komentar: